Tuesday 9 August 2016

Programable Peripheral Interfacing (PPI)

Untuk menghubungkan piranti peripheral seperti sensor, indicator, catu daya yang deprogram, dibutuhkan rangkaian tambahan yang disebut interface atau antar muka. Rangkaian ini berfungs untuk menyesuaikan piranti peripheral dengan computer yang besarnya tegangan, arus, dan daya piranti peripheral tidak sesuai dengan yang ada di computer, terutama karena kecepatan pengolahannya berbeda dengan computer, maka besaran-besaran ini harus menggunakan interface.

Sebagai contoh dari komponen intercace yang agak kompleks untuk memberikan data secara parallel adalah komponen 8255 atau untuk selanjutnya akan disebut dengan PPI 8255. PPI 8255 merupakan IC yang dapat diakses langsung ke data baik sebagai input ataupun output. PPI 8255 terdiri dari 40 pin, dimana 24 pinnya merupakan saluran data yang dapat deprogram dan dibagi menjadi tiga bagian (port), yaitu port A, port B, dan port C yang masing-masing port terdiri dari 8 bit. Untuk port C dibagi menjadi dua bagian, yaitu port C atas (upper) dan port C bawah (Lower). 


Inisialisasi kata kendali pada PPI 8255 masing-masing port dapat di buat menjadi port masukan, keluaran ataupun kombinasi antara keduanya. PPI 8255 dapat di buat dalam 3 mode operasi kerja, yaitu:
  • Mode 0
Pada mode 0 ini port A, port B dan Port C bekerja sebagai port I/O. sebagai I/O masing-masing port harus diprogram menggunakan kata kendali. Pada Proyek Akhir ini, PPI deprogram dalam mode 0 dimana port A dan port B berfungsi sebagai I/O sedangkan port C dapat deprogram menjadi dua bagian dimana  4 bit pertama sebagai grup atas (upper) dan 4 bit terakhir sebagai grup bawah (lower). Masing-masing (4bit)tersebut deprogram sebagai I/O atau bisa digabungkan kedelapan bitnya sebagai input apa saja.

  • Mode 1

Pada modus ini port A dan  port B berfungsi sebagai input output sedangkan port C menyediakan suatu proses jabat tangan (handshake). Port A  dan port C upper membentuk salah satu I/O port dengan handshaking sedangkan port B dan port C lower membentuk I/O port dengan handshaking lainnya. 

  • Mode 2

Mode ini dipakai jika koordinasi mikroprosessor dan rangkaian peripheral perlu ditingkatkan, digunakan double handshake protocol.  Dimana  pada mode 2 ini menggunakan port A sebagai port input (bidirectional) dan port C upper sebagai sinyal untuk handshaking, sedangkan port B dapat difungsikan sebagai masukan saja atau keluaran saja dalam mode 0 atau mode 1. pada mode pengalamatan PPI 8255 untuk menentukan port yang aktif kita dapat melihat output yang telah ditentukan pada tabel berikut: 
A1 A2 RD WR CS OPERASI
0 0 0 1 0 PORT A KE DATA BUS (OPERASI INPUT)
0 1 0 1 0 PORT B KE DATA BUS (OPERASI INPUT)
1 0 0 1 0 PORT C KE DATA BUS (OPERASI INPUT)
0 0 1 0 0 DATA BUS KE PORT A (OPERASI OUTPUT)
0 1 1 0 0 DATA BUS KE PORT B (OPERASI OUTPUT)
1 0 1 0 0 DATA BUS KE PORT C (OPERASI OUTPUT)
1 1 1 0 0 DATA BUS KE REGISTER KONTROL
pada table diatas dapat dilihat A1 dan A0 akan menentukan alamat port yang dipakai dalam proses membaca, menulis, dan register control. Sedangkan sinyal control RD dan WR menentukan apakah data dalam keadaan aktif low dan chip select dalam kondisi aktif low untuk IC 8255. sebagai contoh: apabila A1 = 1,  A0 = 0, WR = 1 dan Cs = 0, maka terjadi proses pembacaan data dari port C ke data bus sebagai operasi input. 

No comments:

Post a Comment